TENTANG RASA
SYUKUR
Tuhan, Kau
mengenalku kan?
Aku, janin
yang mereka tunggu-tunggu kematangannya delapan belas tahun yang lalu.
Hahaha, itu
memang perasaan konyol, ya?
Jelas saja
Engkau mengenalku, karena Engkaulah pencipta seluruh makhluk di bumi ini.
Tuhan,
bolehkah aku sambat?
Sebelumnya,
perkenankanlah aku memperkenalkan diri. Hanya untuk formalitas saja..
Namaku Yuyun,
aku masih merupakan warga bumi. Meskipun aku tidak ikut andil dalam
pemeliharaan.
Aku Yuyun,
yang selalu mengharap-harapkan nama “Enjel”.
Aku tinggal di dusun, yang selalu memimpikan bisa tinggal di
komplek elit.
Aku seorang gadis berbobot enam puluh tujuh kilogram, yang selalu
mengumpat “sialan” ketika ada yang
mengejek angka terkutuk itu.
Aku seorang gadis yang memiliki tinggi seratus enam puluh delaman
senti meter, yang merutuk ketinggianku karena kesulitan mencari outfit feminin.
Aku memiliki rambut kusut yang sering berencana me-make overnya
ketika aku berduit nanti.
Aku seorang anak dari pasangan yang memiliki kekurangan dan kelebihan.
Aku selalu iri ketika mereka bercengkerama dengan ibunya yang
bersahaja,
Aku selalu iri kepada mereka yang dilindungi oleh kakak
laki-lakinya
Aku selalu iri ketika teman-temanku mempunyai barang baru
Aku selalu iri ketika mereka mendapat nilai baik, sanjungan dari
sana-sini, dan mempesona banyak manusia di sekitar.
Tapi aku malas, Tuhan.
Kenapa Engkau memberiku rasa yang tak seimbang?
Kenapa hatiku selalu dengki, tetapi otakku tak mau berpikir
bagaimana agar aku bisa mencapai apa yang mereka saja bisa capai?
Kenapa?
Salahkan aku menyalahkanMu?
Aku tahu, Kau tak akan marah kepadaku.
Karena aku tahu, Itulah pembeda antara Kau dan aku.
(Tempat
tidur berantakan, Okezone.camp)
8,
Maret 2017
20.59