Bukan
Lagi Titik
Ketika aku mulai
lelah, ketahuilah bahwa teriakan dari dasar hatiku ialah bahwa aku harus
bertahan, bahkan berjuang. Sekalipun logika berteriak bahwa betapa bodohnya aku
bertahan di tengah-tengah lingkaran yang mematikan perasaanku. Hatiku lebih
kuat berteriak kencang, entahlah. Aku tidak pernah keberatan ketika harus
menahan sedikit rasa sakit akibat kaukecewakan. Aku selalu yakin bahwa kau akan
kembali kepadaku, karena pada dasarnya, aku adalah rumahmu begitupun
sebaliknya.
Hingga
saat ini, ketika kau membohongiku, batinku berperang dahsyat. Aku amat takut
mengambil langkah. Aku marah. Aku kecewa padamu. Logikanya, orang marah pasti
akan meninggalkan, tapi aku dengan bodohku memilih bertahan bahkan mencoba
mencairkan suasana. Seakan aku yang salah, aku benar-benar dikuasai oleh akal
bodohku.
Aku sudah
sangat sering berada di titik ini. Titik terjenuhku.
Tapi,
malam ini bukan lagi sebuah titik jenuh. Kurasa, aku sudah tergelincir ke
jurang kekecewaan. Logikaku lebih kuat.
Di
atas tempat tidur, 14 Mei 2016
01.17 PM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar