Sabtu, 19 Agustus 2017



TENTANG RASA SYUKUR

Tuhan, Kau mengenalku kan?
Aku, janin yang mereka tunggu-tunggu kematangannya delapan belas tahun yang lalu.
Hahaha, itu memang perasaan konyol, ya?
Jelas saja Engkau mengenalku, karena Engkaulah pencipta seluruh makhluk di bumi ini.

Tuhan, bolehkah aku sambat?
Sebelumnya, perkenankanlah aku memperkenalkan diri. Hanya untuk formalitas saja..
Namaku Yuyun, aku masih merupakan warga bumi. Meskipun aku tidak ikut andil dalam pemeliharaan.
Aku Yuyun, yang selalu mengharap-harapkan nama “Enjel”.
Aku tinggal di dusun, yang selalu memimpikan bisa tinggal di komplek elit.
Aku seorang gadis berbobot enam puluh tujuh kilogram, yang selalu mengumpat sialan ketika ada yang mengejek angka terkutuk itu.
Aku seorang gadis yang memiliki tinggi seratus enam puluh delaman senti meter, yang merutuk ketinggianku karena kesulitan mencari outfit feminin.
Aku memiliki rambut kusut yang sering berencana me-make overnya ketika aku berduit nanti.
Aku seorang anak dari pasangan yang memiliki kekurangan dan kelebihan.
Aku selalu iri ketika mereka bercengkerama dengan ibunya yang bersahaja,
Aku selalu iri kepada mereka yang dilindungi oleh kakak laki-lakinya
Aku selalu iri ketika teman-temanku mempunyai barang baru
Aku selalu iri ketika mereka mendapat nilai baik, sanjungan dari sana-sini, dan mempesona banyak manusia di sekitar.

Tapi aku malas, Tuhan.
Kenapa Engkau memberiku rasa yang tak seimbang?
Kenapa hatiku selalu dengki, tetapi otakku tak mau berpikir bagaimana agar aku bisa mencapai apa yang mereka saja bisa capai?
Kenapa?
Salahkan aku menyalahkanMu?

Aku tahu, Kau tak akan marah kepadaku.
Karena aku tahu, Itulah pembeda antara Kau dan aku.

                                    (Tempat tidur berantakan, Okezone.camp)
                                    8, Maret 2017
                                    20.59

Tidak ada komentar:

Posting Komentar